Umat Paroki Sanfrades adalah keluarga Allah yang Teguh dalam Iman, Tekun dalam Persekutuan, dan Giat dalam Pelayanan.

  • Banner-Rm-Yoseph.jpg
  • DSC00675editupload.jpg
  • internal_banner_1.jpg
  • mainbanner.jpg

Gereja St. Fransiscus de Sales yang berdiri saat ini merupakan generasi ke-4, menggantikan gedung gereja generasi ke-3.
Proses pembangunan gereja St. Fransiscus saat ini dimulai dengan pembongkaran gedung gereja lama pada bulan Juni 2013, dilanjutkan dengan peletakan batu pertama pada bulan September 2013 oleh Vikjen Keuskupan Agung Palembang.
Gereja baru yang diarsiteki oleh Bpk. Ir. Efendi Sofyan IAI, diresmikan oleh bapa Uskup Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ pada bulan Januari 2015, bertepatan dengan ulang tahun Paroki St. Fransiscus de Sales yang ke 50.

Gedung gereja yang dibangun dengan gaya arsitektur situs purbakala Petra, Yordania tidak hanya indah secara fisik saja, namun dibalik itu ada semangat "Sint Unum" umat Paroki St. Fransiscus de Sales dan juga saudara-saudari seiman lintas paroki dan lintas keuskupan, serta saudara-saudari lintas agama dalam mewujudkannya.
Keindahan yang muncul dari arsitektur gereja memiliki arti dan makna yang tersirat.

Berikut adalah ulasan tentang makna simbol dari elemen yang terdapat di Gereja St. Fransiscus de Sales.

Tabernakel

  1. Mahkota Yesus: Yesus sebagai Raja.
  2. Jumbai: Simbol Yesus sebagai imam.
  3. Ikan dalam bahasa Yunani adalah ICHTHUS. Dalam masa Gereja dianiaya, umat menjadikan kata tersebut sebagai singkatan dari kata IESOUS CHRISTOS. Maka, ikan sebagai simbol untuk menunjuk identitas Yesus Kristus.
    Ikan terbuat dari bahan stainless karena mau menggambarkan Yesus saat ini dan Yesus yang akan datang. Stainless menunjuk pada dimensi futuristik.
  4. Dimensi Fisik: disimbolkan dengan materi batu/kerikil kasar: Dimensi manusiawi / upaya manusia untuk sampai pada Allah. Manusia tidak bisa mengandalkan kekuatan / kemampuan dirinya. Manusia membutuhkan spirit / dimensi rohani.
  5. Dimensi spiritual: disimbolkan dengan bahan halus: manusia membutuhkan Kristus untuk bisa berjumpa dengan Allah.
  6. Tabernakel: sebagai tempat yang utama, dimanaYesus secara sakramental hadir dalam rupa hosti suci.
  7. Material Kayu: Kayu adalah material yang hidup. Kayu juga menjadi simbol bahwa Yesus akrab dengan material kayu, karena Yosef ayahnya adalah tukang kayu.
  8. Alpha dan Omega: huruf pertama dan terakhir alfabet Yunani yang melambangkan Kristus sebagai awal dan akhir.

Meja Altar

  1. Meja perjamuan terbuat dari kayu lembaran utuh yang diletakkan di atas batuang bersifat permanen (tidak bisa dipindahkan) sebagai lambang Kristus yang adlah batu penjuru yang kokoh. Kayu adalah material yang hidup. Di meja tersebut terjadilah / dilaksanakan persembahan yang hidup yaitu Yesus Kristus yang memberikan hidupNya sebagai ketaatan pada Bapa untuk keselamatan manusia.
  2. YAHWE. Dibagian muka altar ada tulisan bahasa Ibrani יהוה (YHWH) / Yahwe yang artinya Allah dengan background lampu yang menyala sesuai dengan warna liturgi: HIJAU: masa biasa, PUTIH: masa Paskah/Natal, UNGU: masa Pra Paskah/Advent, MERAH: advent minggu ketiga, minggu Palma, Kenaikan Isa Almasih, hari Pentakosta.

Salib

  1. Salib berbahan stainless untuk menekankan dimensi futuristik.
  2. Corpus (tubuh) Yesus dipasang seolah tidak menempel pada salib. Hal ini mau memperlihatkan bahwa Yesus yang tersalib adalah Yesus yang mengalami pembebasan dari salib. Dalam salib tersebut, ditampilkan sekaligus misteri penderitaan, wafat dan kebangkitan Yesus. Yesus yang tersalib (menderita dan wafat) adalah Yesus yang juga lepas dari salib (Yesus yang bangkit mulia). Yesus yang lepas dari salib, merentangkan tanganNya untuk menggapai dan memeluk manusia dalam dekapan kasihNya.

Empat Pengarang Injil

  • Injil Sinoptik. Sinoptik berarti “dapat dilihat dalam satu pandangan”, maksudnya adalah ketiga injil tersebut sangat mirip sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah disejajarkan dan bahkan dibandingkan. Injil Sinoptik sangat tergantung satu dengan yang lain, namun masing-masing mempunyai corak dan caranya sendiri sesuai dengan bakat dan watak masing-masing pengarangnya. Dalam ketiga injil tersebut terdapat banyak kesamaan baik dalam urutan maupun dalam isi bahan dan juga dalam perkataan yang dipakai.

 

  • Injil Yohanes berbeda dengan Sinoptik. Injil Yohanes menekankan tentang sifat kemanusiaan dan keilahian Yesus secara tegas. Yohanes menyatakan tujuan tulisannya yaitu "Supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya" (Yoh 20 : 31)

Kaca Patri Yesus

  1. Lambang tujuh karunia Roh Kudus (Yes 11: 2-3): kebijaksanaan, pengertian, nasihat, keperkasaan, kesalehan, pengenalan akan Tuhan, takut akan Tuhan.
  2. Mahkota: Yesus adalah Raja
  3. Gentong: Yesus mengubah air menjadi anggur di Kana (Yoh 2: 1-11).

Kaca Patri Maria

  1. Pohon Natal: dalam pohon itu ada lilin yang ukurannya lebih tinggi sebagai lambang bahwa Maria terpilih di antara wanita untuk melahirkan Yesus, Allah yang menjadi manusia
  2. Mahkota Ratu. Maria sebagai ratu surga.
  3. Motif Maria Guadalupe: Peristiwa Maria menampakkan diri di Meksiko pada 1531 kepada Juan Diego. Maria menyatakan dirinya sebagai “ibu dari Allah yang benar”. Ia meminta Juan untuk menemui uskup menyampaikan pesan bahwa ia menginginkan sebuah gereja dibangun diatas bukit di mana ia menampakkan diri. Pada penampakan yang kedua (12 Desember), ia mengajak Juan mendaki sebuah bukit yang gersang, yang hanya ditumbuhi kaktus dan belukar tetapi setibanya di sana, bukit tersebut dipenuhi bunga-bunga mawar yang segar berembun dan harum mewangi. Maria mengambil mawar-mawar yang telah dipetik dan merangkaikannya di dalam lipatan-lipatan TILMA (Mantol kasar yang dipakai suku Indian di Meksiko) milik Juan. Juan membawa Tilma ke hadapan uskup. Ketika dibuka, mawar-mawar itu berjatuhan dilantai, lalu di Tilma tersebut terlukis gambar Bunda Allah dalam pakaian Indian. Tangannya terkatub dalam sikap berdoa. Rambutnya yang hitam lembut terurai sampai ke bahunya. Wajahnya bulat oval dengan matanya setengah tertutup. Senyum merekah dibibirnya.

 

Gereja Tampak Depan

Arsitektur tampak muka terinspirasi dari salah satu keajaiban dunia di Yordania, yaitu situs purbakala Petra (bahasa Yunani yang berarti batu) Petra adalah kota kuno yang didirikan dengan memahat dinding-dinding batu karang yang dibangun pada tahun 9 SM-40 SM oleh Raja Aretas IV sebagai ibu kota kerajaan Nabatean. Warna keramik adalah orange sesuai dengan warna asli batu karang di Petra.

IHS: Iesus Hominem Salvator (Yesus Penyelamat manusia)

Menara Lonceng

Menara Lonceng mempunyai dua bidang tegak utama yang melambangkan Perjanjian Lama dan Pejanjian Baru yang terdiri dari empat lapis. Empat lapis tersebut mewakili kitab injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Sementara itu lima tumpukan buku merupakan lima kitab taurat (Pentateukh) yaitu kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan yang mewakili kitab Perjanjian Lama.

Mahkota dan Piala di atas Gereja

  1. Salib: Penderitaan dan wafat Yesus yang menjadi penebusan dosa manusia.
  2. Mahkota: mahkota banyak disebut dalam kitab suci sebagai gambaran atas rahmat atau ganjaran yang diberikan Allah bagi manusia yang percaya, setia dan tekun dalam melaksanakan kehendak Allah. Mahkota-mahkota tersebut adalah
     Mahkota kemegahan (1 Tes 2: 19-20)
     Mahkota kebenaran (2 Tim 4: 5-8)
     Mahkota abadi (1 Kor 9: 24-27)
     Mahkota kehidupan (Yak 1: 12)
     Mahkota kemuliaan (1 Ptr 5: 1-4)
     Mahkota kemenangan (Why 3: 8-11)
     Empat simbol pengarang Injil
  3. Empat simbol pengarang Injil, keempat simbol pertama-tama diambIl dari Nabi Yehezkiel (Yeh 1: 1-21). Gambaran yang serupa dengan Yehezkiel juga terdapat dalam kitab Wahyu (Why 4: 4-8). St. Ireneus (140-202) menjelaskan secara spesifik simbol-simbol tersebut.
  • Manusia Ilahi (Matius): Injil ini menekankan kedatangan Yesus ke dunia, pertama-tama dengan menyajikan silsilah keluarganya (Mat 1: 1) dan inkarnasi serta kelahiranNya (Mat 1: 18). “Maka, inilah”, menurut St. Irenius, “Injil kemanusiaanNya; oleh sebab itulah juga, karakter dari seorang manusia yang lemah lembut dan rendah hati terus dipelihara sepanjang keseluruhan injil”.
  • Singa bersayap (Markus): Markus mengawali injilnya dengan merujuk pada pewartaan Yesaya, “Inilah permulaan injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah. Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya. “Lihatlah, Aku menyuruh utusanKu mendahului Engkau, ia kan mempersiapkan jalan bagiMu; ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun. Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagiNya”. Suara orang yang berseru-seru mengkonotasikan akan suara singa yang mengaum-ngaum. Singa juga melambangkan jabatan rajawi, suatu simbol yang amat tepat bagi Putra Allah.
  • Lembu bersayap (Lukas): Lembu adalah salah satu bintang yang digunakan untuk kurban di bait suci. Lukas mengawali injilnya dengan pemakluman kelahiran Yohanes Pembaptis kepada ayahnya yaitu imam Zakharia, yang sedang mempersembahkan kurban di bait suci. Lukas juga mencatat tentang kisah anak yang hilang, di mana anak lembu tambun disembelih, bukan hanya untuk merayakan pulangnya si anak tetapi juga menjadi gambaran suka cita yang pastilah kita alami dalam memperoleh rekonsiliasi dengan Bapa melalui Yesus Kristus Juru Selamat, yang sebagai imam mempersembahkan diriNya sebagai korban demi pengampunan dosa-dosa. Oleh sebab itu, lembu bersayap mengingatkan akan karakter imamat Yesus Kristus dan kurbanNya demi penebusan manusia.
  • Rajawali (Yohanes). Yohanes memulai injilnya dengan prolog yang “tinggi” dan “melambung” hingga menembus masuk masuk hingga kedalaman yang paling dalam dari misteri Tuhan, hubungan antara Bapa dan Putra dan inkarnasi. “Pada mulanya adalah firman; firman itu bersama-sama dengan Allah dan firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Yoh 1: 1-3) dan “Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”. (Yoh 1: 14). Injil Yohanes, tidak seperti injil-injil lainnya, membawa pembaca masuk ke dalam ajaran-ajaran paling mendalam dari Tuhan kita, seperti percakapan panjang antara Yesus dengan Nikodemus, juga dengan perempuan Samaria, ajaran-ajaran indah mengenai Roti Hidup dan Gembala yang Baik. Yesus juga menyebut DiriNya sebagai “jalan, kebenaran dan hidup” dan siapa pun yang sungguh percaya kepadaNya akan dibangkitkan ke kehidupan kekal bersamaNya.

Sint Unum

Sint Unum adalah doa Yesus bagi para murid, “Semoga Mereka Bersatu” sebagaimana tertulis dalam injil Yohanes 17. Sint Unum merangkum syukur sekaligus harapan setiap umat Paroki St. Fransiscus de Sales yang namanya terukir dalam tembok bangunan gereja ini. Nama-nama yang tertulis dalam tembok gereja itu adalah nama kepala keluarga yang ada di Paroki St. Fransiscus de Sales semasa gereja ini dibangun. Berkat persatuan (persekutuan) umat dengan aneka ragam bentuk dan upaya, mimpi akan gereja baru menjadi kenyataan. Berharap bahwa apa yang menjadi doa Yesus bagi para muridNya, “semoga mereka bersatu” tetap menjadi kenyataan di tengah umat St. Fransiscus de Sales khususnya dan Gereja di mana pun berada pada umumnya.

 

Copyright ©2018 Paroki Santo Fransiscus de Sales.